Grafis Dalam Dunia Pendidikan
Pemanfaatan grafis dalam pendidikan ditujukan sebagai media yang dapat membantu efektifitas dan efiensi pencapaian tujuan pembelajaran. Grafis sebagai sebuah ilustrasi visual maupun memuat pesan-pesan pembelajaran yang dapat memberikan sejumlah rangsangan stimuli dengan kekuatan yang berbeda antara satu dengan lainnya.
Rangsangan melalui indera visual terbukti cukup efektif untuk membantu manusia dalam proses belajarnya. Francis M. Dwyer dalam buku Strategis for Improving Visual Learning Menggambarkan bahwa manusia belajar 1% dilakukan melalui indera perasa (teste), 1,5% melalui sentuhan (touch), 3,5% melalui penciuman (smell), 11% melalui pendengaran (hearning) dan 83% melalui penglihatan. Manusia umumnya mengingat 10% dari apa yang pernah dibaca, 20% dari apa yang pernah didengar, 30% dari apa yang pernah dilihat, 50% dari apa yang pernah dilihat dan didengar, 70% dari apa yang pernah diperbincangkan dan 90% dari apa yang pernah dilakukan.
Lebih lanjut Dwyer menyatakan bahwa penggunaan metode pembelajaran dengan lebih banyak memanfaatkan indera penglihatan akan memiliki pengaruh terhadap kemampuan untuk mengungkapkan kembali pada siswa.
Jadi, grafis tidak selalu berupa gambar atau lukisan yang lengkap dan indah. Sebuah titik atau goresan dapat dikatakan sebagai grafis. Dari apa yang pernah anda pelajari dapat disimpulkan beberapa hal penting, yaitu bahwa grafis sebagai media komunikasi visual memiliki potensi besar untuk di manfaatkan dalam aktifitas pembelajaran. Efektifitas penggunaanya sangat tergantung pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tidak selamanya media komunikasi visual termasuk grafis yang lebih kongkret selalu lebih efektif dari sebuah grafis sederhana.
Rangsangan melalui indera visual terbukti cukup efektif untuk membantu manusia dalam proses belajarnya. Francis M. Dwyer dalam buku Strategis for Improving Visual Learning Menggambarkan bahwa manusia belajar 1% dilakukan melalui indera perasa (teste), 1,5% melalui sentuhan (touch), 3,5% melalui penciuman (smell), 11% melalui pendengaran (hearning) dan 83% melalui penglihatan. Manusia umumnya mengingat 10% dari apa yang pernah dibaca, 20% dari apa yang pernah didengar, 30% dari apa yang pernah dilihat, 50% dari apa yang pernah dilihat dan didengar, 70% dari apa yang pernah diperbincangkan dan 90% dari apa yang pernah dilakukan.
Lebih lanjut Dwyer menyatakan bahwa penggunaan metode pembelajaran dengan lebih banyak memanfaatkan indera penglihatan akan memiliki pengaruh terhadap kemampuan untuk mengungkapkan kembali pada siswa.
Jadi, grafis tidak selalu berupa gambar atau lukisan yang lengkap dan indah. Sebuah titik atau goresan dapat dikatakan sebagai grafis. Dari apa yang pernah anda pelajari dapat disimpulkan beberapa hal penting, yaitu bahwa grafis sebagai media komunikasi visual memiliki potensi besar untuk di manfaatkan dalam aktifitas pembelajaran. Efektifitas penggunaanya sangat tergantung pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tidak selamanya media komunikasi visual termasuk grafis yang lebih kongkret selalu lebih efektif dari sebuah grafis sederhana.
Grafis Dalam Dunia Pendidikan
Reviewed by desainkomunikasivisual
on
9:07 AM
Rating:
No comments:
Komentar